Mewaspadai Perangkap (Talbis) Iblis
Tatkala anak Adam diciptakan, di dalam dirinya juga dimasukkan hawa nafsu dan kehendak, agar ia dapat mendatangkan apa yang bermanfaat bagi dirinya. Di dalam dirinya juga diciptakan amarah agar dia bisa menolak apa-apa yang bisa mencelakakannya. Dia diberi akal layaknya pendidik yang menyuruhnya untuk berbuat adil tentang apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Allah juga menciptakan syetan yang menyuruhnya berlebihan tentang apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus ia tinggalkan. Yang harus dilakukan orang yang berakal adalah mewaspadai musuh yang satu ini, yang telah menetapkan permusuhannya sejak zaman Adam as, yang telah bersumpah menghabiskan umurnya untuk merusak keadaan anak Adam as.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya syetan hanya menyuruh kalian supaya berbuat keji dan jahat, serta mengatakan terhadap Allah apa yang kalian tidak ketahui.” (Al Baqoroh 168-169).
“Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan sejauh-jauhnya.” (An Nisaa 60)
Selagi iblis menggoda manusia dengan sesuatu, maka dia harus memasang kewaspadaan yang tinggi dan hendaklah dia mengatakan kepada iblis, tatkala iblis itu menyuruhnya kepada keburukan, “Apa yang kamu nasehatkan kepadaku itu hanyalah anjuran agar aku mengikuti hawa nafsu. Bagaimana mungkin seseorang dapat memberikan nasehat kepada orang lain padahal ia tidak bisa menasehati dirinya sendiri? Bagaimana anjuran musuh dapat diterima?” Setelah itu berpalinglah dari Iblis dan berpijaklah dengan kekuatanmu sendiri, sebab Iblis senantiasa memerintahkan hawa nafsu. Hendaklah akal difungsikan dengan memikirkan akibat dari dosa. (Ibnul-Jauzy: Talbis Iblis).
Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya syetan hanya menyuruh kalian supaya berbuat keji dan jahat, serta mengatakan terhadap Allah apa yang kalian tidak ketahui.” (Al Baqoroh 168-169).
“Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan sejauh-jauhnya.” (An Nisaa 60)
Selagi iblis menggoda manusia dengan sesuatu, maka dia harus memasang kewaspadaan yang tinggi dan hendaklah dia mengatakan kepada iblis, tatkala iblis itu menyuruhnya kepada keburukan, “Apa yang kamu nasehatkan kepadaku itu hanyalah anjuran agar aku mengikuti hawa nafsu. Bagaimana mungkin seseorang dapat memberikan nasehat kepada orang lain padahal ia tidak bisa menasehati dirinya sendiri? Bagaimana anjuran musuh dapat diterima?” Setelah itu berpalinglah dari Iblis dan berpijaklah dengan kekuatanmu sendiri, sebab Iblis senantiasa memerintahkan hawa nafsu. Hendaklah akal difungsikan dengan memikirkan akibat dari dosa. (Ibnul-Jauzy: Talbis Iblis).
1 komentar:
Benar sekali itu. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana membuat syetan itu jauh dari kita.
Jawabannya ya kita harus mempunyai benteng iman yang kuat.
Posting Komentar
Pelipur Lara untuk Rihlatulillah