Benarkah Aku Pantas Disebut Hamba-Mu?
Nikmat yang telah Engkau berikan padaku wahai Tuhan
Aku balas dengan maksiat berlebihan
Di waktu Subuh, Engkau sediakan waktu dengan mendengar doa-doa hamba-Mu
Sayang –aku selalu tidak mempunyai waktu untuk-Mu
Walau satu menit saja atau membaca satu ayat saja dari Al Quran
Benarkah aku pantas disebut hamba-Mu?
Yang pantas Engkau cintai dan Engkau beri rizki
Sesekali aku menjenguk-Mu dalam bait air mata
Bila aku sakit, susah dan menderita
Bila dunia sedang melupakan aku
Bila ada langkah yang terlewatkan olehku
Bila aku tidak puas dengan keadilan zaman
Benarkah aku pantas disebut hamba-Mu?
Yang pantas Engkau cintai dan Engkau beri rizki
Terkadang tergerak hati ini untuk menolong sesama
Tetapi bila dunia sudah menawarkan piasnya untukku
Pupus dinding istiqomah yang bersemayam dalam rongga dada ini
Tinggallah aku sesosok calon mayat yang sibuk dengan dunia
Benarkah aku pantas disebut hamba-Mu?
Yang pantas Engkau cintai dan Engkau beri rizki
Tuhan ...
Dalam kebisuan yang mencekam
Dalam kalam-Mu yang tertulis mendalam
Siapakah yang sanggup mencintai diri ini selain Engkau?
- padahal diri ini senantiasa melupakan dan melalaikan-Mu
Tuhan...
Bila benar jiwa ini bakal Engkau cabut sewaktu-waktu
Sungguh sebenarnya ia adalah milik-Mu
Siapakah yang sanggup meneruskan rizki untukku?
Sementara Engkau telah menutupnya untukku
Siapakah yang sanggup menutup rizki untukku?
Jika Engkau masih membukanya untukku
Pantaskah bila aku terus berdoa
Sementara Engkau terus mengabulkan
Dan aku terus melanggeng dengan kedurhakaan
Sementara duri dalam dada ini terus menorehkan luka
Pantaskah aku pergi dari dunia ini
Kembali menghadap kepada-Mu dengan dosa-dosa perbuatanku
Engkau memberiku jiwa yang suci
Kemudian aku kotori ia dengan tangan kasarku
Tuhan...
Bila detak jantung ini kian melemah
Dan kemudian aku hanya bisa mendesah
Tungkai dan badan ini saling bertaut
Hanya Engkau harapan diri
Karenanya ampunilah aku atas kelalaianku dan kesombonganku
Siapa yang bisa menghapus dosa sedalam lautan?
Kalau bukan Engkau...
Tuhan...
Aku selalu berharap dapat menegakkan kalimat-Mu
Aku selalu berharap berjumpa dengan-Mu dalam keadaan penuh iman
Aku selalu berharap mendapatkan kematian yang syahid dan gugur di jalan-Mu
Aku selalu berharap dapat menemani Rasulullah
Aku selalu berharap dapat mengucap “Laa ilaha illalloh” di penghujung hayatku
Kiranya hanya Engkau yang paling mengerti aku ini
Karena Engkaulah Penolongku
Karena Engkaulah Tujuanku
Rabu, 03 Desember 2008
Benarkah Aku Pantas Disebut Hamba-Mu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Pelipur Lara untuk Rihlatulillah